Biografi KH. Margono Rustam
Gambar KH. Margono Rustam |
KH. Margono Rustam merupakan seorang petarung
dan pejuang dengan konsisten memperjuangkan apa yang ia cita-citakan. Bukan
hanya sebatas ucapan semata tetapi dibuktikan dengan segala perbuatannya. Seperti
nama akhir beliau Rustam yang memiliki arti berani dan kuat. Pantas sekali
apabila beliau menyandang nama tersebut, atas semua pengalaman dan perjuangan
yang pernah beliau lakukan khususnya untuk masyarakat Nadhlatul Ulama Kecamatan
Klirong dan masyarakat Kabupaten Kebumen pada umumnya.
Konstribusi KH. Margono di Klirong sangatlah luar biasa, karena pada
zaman dahulu daerah Klirong merupakan daerah Abangan. Beliau merupakan seorang
petarung sejati karena memiliki tekad, mental, usaha, dan perjuangan yang penuh
pengorbanan yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain.
Mengingat pada saat itu di Klirong hanya ada
sekitar beberapa orang saja yang mau melaksanakan shalat jama’ah di Masjid Al-Munawwaroh.
Dakwah
beliau pada saat itu sangatlah unik dan tidak lazim karena lapangan / halaman
masjid yang seharusnya digunakan untuk
parkir kendaraan jama’ah seperti sepeda dan motor itu digunakan untuk bermain
badminton oleh anak – anak sampai orang dewasa, tak hanya itu, beliau bahkan
mengsponsori secara langsung untuk permainan badminton di halaman masjid,
beliau melakukan hal tersebut untuk membuat masyarakat Klirong yang awalnya
tidak pernah pergi ke masjid menjadi ke masjid walaupun tidak melakukan ibadah,
yang terpenting adalah membuat masyarakat datang ke masjid.
Tak hanya itu saja yang pernah beliau lakukan
saat dakwah hal unik lainnya pun pernah beliau lakukan yakni pada saat ada
acara Khotmil Al- Quran di Masjid Al-Munawwaroh
beliau mengundang masyarakat untuk datang dan hadir di acara tersebut serta membebaskan mereka melakukan hal yang mereka biasa
lakukan dihalaman Masjid seperti membakar kemenyan, membakar dupa, meletakkan
sajen dll.
Riwayat Masa Kecil dan Pendidikannya
KH. Margono Rustam merupakan putra dari
pasangan Bapak KH. Mohammad Ikhsan (Pejagoan) dan Ibu Siyam Binti KH. Ismail
(Karang Glonggong). Beliau lahir pada tanggal 5 Oktober 1932 di Desa Logede, Kecamatan
Pejagoan. Sejak usia dini beliau sudah belajar ilmu agama langsung diarahkan oleh ayahnya.
KH.
Margono Rustam memulai pendidikan di Sekolah Rakyat 1 Pejagoan (SR 1 Pejagoan)
setelah lulus, beliau melanjutkan ilmu agama dengan mondok di Pesantren Tebu
Ireng (Jombang, Jawa Timur) beliau menjadi santrinya KH. Abdul Wahid Bin KH.
Hasyim Asyari dan sempat dipercaya oleh beliau untuk mengasuh putra-putrinya
termasuk KH. Abdurahman Wahid atau yang sering dikenal dengan Gusdur.
Setelah
selesai dari menyantri beliau mendaftarkan diri untuk menjadi PNS di Kementerian
Agama tepatnya mendaftarkan diri menjadi seorang penghulu. Beliau pernah
belajar di Madrasah Tsanawijah /Alijah Al-Islam Surakarta dan lulus pada tahun
1950. Setelah itu
melanjutkan di jenjang yang lebih tinggi yakni di Sekolah Menengah Umum Tingkat
Atas Bagian Sastra Budhi Dharma 1 (SMA Bagian A) Jakarta. Beliau merupakan
sosok yang sangat aktif dalam mengikuti Organisasi yang ada di sekolah. Setelah
lulus dari SMA BAGIAN A Budhi Dharma ID Jakarta pada tanggal 2 September 1955, beliau
meneruskan di Balai Perguruan Tinggi 17 Agustus Jakarta pada saat kuliah beliau
juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (Indonesia Moslim Student
Association).
KH. Margono Rustam Menikah
KH. Margono Rustam yang telah lulus kuliah beliau pun memiliki keinginan yang ada pada orang dewasa
pada umumnya yakni menikah. Beliau jatuh hati kepada seorang anak dari KH.
Muhammad Husein, dimana ternyata KH. Muhammad Husein ini merupakan saudara ipar
dari ibunya. Gadis tersebut bernama Siti Kharisah Binti KH. Muhammad Husein
yang merupakan gadis dari desa Karang Glonggong, dan alhamdulilah niat baik beliau
di terima secara baik oleh pihak keluarga putri dan mereka pun membahas
pernikahan secara musyawarah baik dari keluarga putri maupun keluarga KH.
Margono dan pernikahan itupun berlangsung pada tanggal 1 Agustus 1955.
Pernikahan tersebut diberikan amanah oleh Allah SWT dengan hadirnya putra-putri
beliau yaitu : Siti Mustangidah Purwo Susilo Wati yang menikah
dengan Bapak KH. Drs. Muhammad Dawanudin Masdar M. Ag., yang kini sedang
menjabat sebagai Ketua Tanfiziyah NU Kabupaten Kebumen, Siti Mahmubah S. Pd., Ummi
Muslihatun Khoeriyah, BA., Drs. H. Muhammad Marzuki, Siti Fatimah Wismowati, Muhammad
Taufik Nur Rahman S. Pd., Siti Baro’ah Prihartiningsih, Siti
Susanati Mabrurah S. Pd., Muhammad Mukhsin Yuliantoro, A. Md.
Bertugas di Klirong
Beliau yang merupakan penduduk dari Logede, Pejagoan datang ke daerah Klirong sejak menjabat sebagai Kepala KUA (Kantor Urusan Agama) Kec. Klirong. Pada saat itu, karena KUA Klirong beropersionalnya belum memiliki gedung, maka digunakanlah Masjid Al-Munawwaroh Kauman Klirong sebagai kantornya dan beliau juga didaulatkan untuk menjadi pengasuh / Imam Masjid Al-Munawwaroh Klirong.
Selain bertugas di
KUA Kec. Klirong, beliau juga pernah menjadi Kepala KUA di
daerah lain seperti; Gombong, Puring, dan Buayan. Pada saat menjadi
Kepala KUA Puring beliau turut menyumbang dan ikut serta dalam pembangunan
masjid di Puring sehingga tampak cukup megah.
Pengalaman Organisasi
KH.
Margono Rustam sudah aktif berorganisasi, di bawah ini merupakan riwayat
organisasi beliau : HMI Cabang Jakarta tahun 1955, GP Ansor Pertama Cabang
Kebumen 1963,
Ketua MWC NU Klirong Pertama 1988-1933, Ketua Tanfiziyah PC NU Kab. Kebumen
1988-1993, Wakil Rois syuriyah PC NU
Kab. Kebumen 1993-1997, Anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ) Gotong
Royong Tingkat II ( Kabupaten)
Kebumen 1960, Kepala KUA Kec.
Klirong, Gombong, Puring, Buayan dan ikut serta dalam Organisasi Militer
Front Nasional pembebasan Irian Barat. (Jabatan terakhir blm)..
Jasa Beliau di bidang Pendidikan.
KH. Margono Rustam selain aktif di kegiatan sosial keagamaan teryata juga merupakan seorang pemerhati dan praktisi pendidikan di Kec. Klirong yang mumpuni hal tersebut itu dibuktikan dengan kontribusinya. Beliau pernah menjadi guru Bahasa Jerman di SMA Taman Madya Klirong pada sore hari. Beliau juga terlibat dalam proses mendirikan sekolah di klirong. Amatlah wajar apabila hari ini berkembang begitu pesatnya pendidikan di Kec. Klirong tentu tidak terlepas dari buah pikiran dan tangan dingin beliau. Di bawah ini merupakan jasa beliau di bidang pendidikan yakni; terlibat dalam mendirikan STM Ma arif 1 Kebumen yang sekarang menjadi SMK Ma arif 1 Kebumen ketika beliau menjabat sebagai Ketua Tanfiziyah NU Cabang Kebumen, mendirikan PGAP 4 tahun pada tahun 1968-1969 yang sekarang menjadi MTS Negeri 5 Kebumen, Ikut terlibat mendirikan SMP Negeri 1 Klirong, Ikut terlibat dalam mendirikan SMA Negeri 1 Klirong, dan SMK Ma arif 9 Kebumen.
Suatu hal yang tidak bisa di pungkiri bahwa pada saat awal PGAP Berdiri beliau merelakan rumahnya sendiri dijadikan sebagai kantor dan tempat pembelajaran. Selain itu, beliau juga merelakan beberapa bidang tanahnya yang berada di tempat strategis untuk dibeli dan dijadikan sebagai gedung sekolah seperti untuk pendirian MTs Negeri 5 Kebumen, SMA Negeri 1 Klirong, peluasan SMP Negeri 1 Klirong, dan SMK Ma,arif 9 Kebumen.
Wafatnya KH.
Margono Rustam
“Tulung Jagana MTS N 5 Kebumen Aja Nganti Hilang Sejarahe”
yang
berarti tolong di jaga MTS Negeri 5 Kebumen jangan sampai hilang sejarahnya.
Begitulah kata-kata yang pernah
disampaikan kepada santri kinasih Pak KH. Margono Rustam yakni Kyai Fuad Hasyim
yang kini menjadi Ketua Tanfidiyah MWC NU Klirong. Manusia hanya makhluk
Ciptaan Allah SWT yang pasti akan kembali kepada-Nya, sama seperti KH. Margono
Rustam, tetapi orang tidak akan pernah melupakan konstribusi beliau yang besar.
Terlebih untuk semua perjuangan yang beliau lakukan untuk semua masyarakat NU
di Klirong hingga di Kabupaten Kebumen. Sungguhlah terasa kesedihan yang
mendalam karena telah kehilangan sosok pejuang sejati yang sangat menginspirasi
bagi generasi setelahnya. Meskipun, Kepergian beliau sudah merupakan kehendak
dari Allah SWT.
Beliau wafat pada usia 77 tahun
karena terjatuh di kamar mandi, dalam situasi yang panik dan khawatir istri beliau
berteriak histeris dan memberikan tahukan
kejadian hal tersebut kepada anaknya dan salah satu menantu yakni Pak
KH. Habib, namun karena Pak Habib waktu itu berada di tempat yang cukup jauh,
beliau pun datang agak terlambat. Beliau di rawat di RSUD Kabupaten Kebumen dan
menghembuskan nafas terakhir pada hari Sabtu, Tanggal 15 Agustus 2009 pada pukul 17.20 Wib.
Mendengar berita tentang wafatnya KH.
Margono Rustam rumah belaiu di padati orang-orang untuk melakukan bela sungkawa.
Papan-papan karangan bunga yang bertuliskan turut berduka cita atas
meninggalnya pun banyak berjejer di depan rumah beliau. Beliau dimakamkan pada
Tanggal 17 Agustus 2009. Setelah Upacara memperingati HUT RI Ke- 64,
pemakamanan beliau juga di hadiri oleh Bapak KH. Muhammad Nasrudin Al- Mansur
(Alm), yang pernah (menjadi Bupati Kabupaten Kebumen) yang di daulat sebagai sohibul
musibah pada acara pemberangkatan jenazah. Beliau dimakamkan di Dukuh Jarak, Kecamaatan Klirong yang lebih tepatntya berada di
sebelah timur Gedung MTS N 5 Kebumen.
Selamat jalan Kyai Haji Margono Rustam, pejuang sejati yang tak kunjung berhenti mereleasikan cita dan cintanya pada umat. Selamat berbahagia di sisi Allah SWT,
“Selamat Jalan Pahlawan NU ku”
*Penulis :
Mokhamad Ridho Kelas X di SMK Ma arif 9 Kebumen
Sumber wawancara :
1. Bapak Budiyono, M. Pd
2. Bapak Fuad Haysim, S.Ag., M.Pd.
3. Bapak KH. Khabib Sholeh, S.Ag., M.Pd
4. Bapak KH. Mohammad Dawamudin Masdar, M.ag.