Puisi Secangkir Kopi Basi
Puisi Secangkir Kopi Basi. Bagi Sahabat Jurma yang mencintai puisi dan kopi, sahabat perlu membaca beberapa puisi terbaik di artikel ini. Bukan hanya yang terbaik, beberapa puisi ini juga cukup enak di baca saat sahabat sedang santai atau ngopi lho!. Untuk itu biarkanlah kami dari team jurnalistikmarsa.blogspot.com menyajikan pada sahabat semua.
Puisi Secangkir Kopi Basi. Sebelum sahabat lebih jauh membaca artikel ini sebenarnya , apakah sahabat sudah memahami apa sebenarnya itu puisi ? atau mungkin sahabat pernah menulis segala sesuatu yang pernah terjadi. Baik itu peristiwa romantis, bahagia, menyenangkan, kegelisahan, kesedihan atau yang lain sebagainya. Hari ini menulis puisi sepertinya lebih berwarna, sebab tak harus selalu menuliskannya pada buku ataupun selembaran kertas.
Ada banyak sekali puisi saat ini bertebaran di media sosial atau platfrom digital lainnya. Dan sepertinya itu lebih banyak dibaca oleh generasi saat ini dibandingkan dengan puisi yang di muat di surat kabar. Membaca puisi sembaring menikmati kopi rasanya pasti akan lebih nikmat. Seperti juga sahabat bisa membaca puisi Secangkir Kopi Basi melalui blog ini. Baiklah sahabat Jurma dibawah ini ada beberapa puisi mengenai secangkir kopi basi.
a. Secangkir Kopi Basi
aku ingin tengelam dan berenang
dalam secangkir kopi basi
sebelum terbuang dari luar pikiranmu
aku ingin masuk dan bersembunyi
dalam air bawah tanah
sebelum hujan kembali turun
membasuh air mata yang bergulir dibawah pipi.
Pada sebuah pesta tak bertuan
gelas-gelas kaca tergeletak rapi.
apakah masih ada aroma kopi ?
yang tercium.
atau masih adakah sisa-sisa
kegaduhan. Mengusik pikiran untuk bertanya-tanya..
tentang kopi.
b. Lukisan Ampas Kopi
Ketika jam dinding kembali berdetak
mengisi rumah.
ada sesuatu yang mulai terlihat
pada kanvas putih itu ?
Lukisan perempuan
sedang duduk menikmati secangkir kopi basi.
terbuat dari sisa-sisa ampas kopi
yang terbuang sia-sia.
Gumpalan asap rokok dan puntungnya
tergeletak disebelahnya.
mulut yang tak pernah berhenti bergumam
menyebutkan seorang nama.
laki-laki setengah baya itu
seorang pelukis ampas kopi.
begitu banyak karyanya terpampang
pada setiap rumah.
hanya saja ketika ia melukis perempuan itu,
berhari-hari, berminggu-minggu, sampai berbulan-bulan
tak pernah kunjung selesai.
entah sudah berapa gelas kopi yang memenuhi lambungnya.
siapakah yang memesan lukisan itu ?
cinta atau kerinduan
Nah, itulah puisi Secangkir Kopi Basi yang bisa sahabat baca. Sangat indahkan setiap bait syairnya?. Dengan membaca beberapa puisi di atas, semoga nantinya kamu bisa membuat puisi terbaik karya dirimu sendiri di waktu luang saat menikmati secangkir kopi. Jangan sampai basi ya sahabat kopinya,seperti puisi secangkir kopi basi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar